Just Exploring My Mind

Buku yang sangat menarik, maka tak salah bilamana buku ini termasuk internasional best seller. Basis data yang sungguh sangat baik dimana Friedmann berkeliling dunia hanya ingin membuktikan bahwa dunia memang benar-benar datar, dan pendataran adalah sebuah keniscayaan yang tak dapat dihindarkan. Menurutnya, tembok-tembok penghalang yang dimulai dari runtuhnya tembok berlin sampai terbitnya perusahaan internet ‘Netscape’ adalah symbol bahwa dunia adalah datar.

Memahami arti pendataran dalam era globalisai 3.0 ini adalah mudah sekali. Seperti menurut pernyataan dalam bukunya bahwa perdagangan global ibarat sebuah kue. Semakin banyak kue yang terkumpul maka semakin banyak peluangnya untuk dibagi-bagi terhadap banyak orang. Sama halnya dengan pendataran, semakin banyak negara bekerja sama maka semakin banyak pekerjaan yang dapat dibagi-bagikan. Dalam kasus global, perusahaan global dari suatu negara akan selalu mencari tempat produksi yang murah dan efisien. Sedangkan di sisi lain, negara yang lainnya akan membutuhkan pekerjaan untuk kehidupan rakyatnya. Jadi memang sangat menguntungkan kedua belah pihak.

Pendidikan, infrastruktur serta pengelolaan pemerintahan yang baik adalah kunci sukses dalam dunia yang begitu datar. Pendidikan (termasuk pendidikan moral) yang ditunjang riset akan selalu membuat suatu Negara tidak berhenti dalam berinovasi, sehingga sumber-sumber pekerjaan akan selalu timbul dan berdatangan. Infrastruktur merupakan jalur penghubung sehingga membuat percepatan akses baik itu perpindahan informasi maupun barang. Good governance merupakan system yang akan membuat semua pendataran menjadi sangat cepat dan kontributif bagi masyarakat.

Disisi lain lanjut dia, proteksionisme atau penguasaan penuh oleh Negara adalah suatu tembok yang akan menghambat suatu pendataran. Hal lain yang dia sebutkan diantaranya aturan mengenai ketenagakerjaan, korupsi dalam pemerintahan adalah lemak-lemak yang akan menghambat suatu pendataran. Bagi saya pribadi, Sisi diatas merupakan informasi positif bagaimana sebenarnya posisi dan peran bangsa di era globalisasi saat ini. Walaupun pedapat yang saya ungkapkan diatas masih terkesan kasat mata karena belum didukung oleh data empirik dan riset penunjangnya (hanya berdasarkan minat baca dari suatu buku).

Seperti halnya pembaca yang lainnya, maka pembaca yang baik adalah pembaca yang dapat menangkap informasi positif namun tetap kritis. Karena, ketika seseorang membaca atas suatu tesis maka terdapat pertukaran ide antara apa yang dia baca dengan apa yang ada dalam benaknya. Dalam hal ini, pendidikan, infrastruktur dan good governance merupakan masukan yang berharga bagi saya sebagai pembaca. Namun disisi lain, proteksionisme menurut saya pribadi adalah suatu hal yang masih dibutuhkan karena Negara ini dikelola untuk mengelola suatu wilayah dengan SDA dan SDMnya bukan suatu perusahaan yang berpola untuk menjalankan usahanya.

Pendataran akan selalu mengahasilkan suatu sistem yang sangat cepat, efektif dan efisien. Namun disisi lain, apakah itu artinya kita juga harus menelanjangi proteksionisme. Saya sepakat untuk system yang berjalan sangat lamban haruslah menjadi didatarkan. Namun ketika hal itu akan bersentuhan dengan kepentingan public yang mendasar, apakah layak jika kepentingan public ‘dimaksudkan’ memenuhi kepentingan suatu golongan atau perkumpulan tertentu demi suatu keuntungan. Pastilah lama kelamaan akan terjadi suatu pergesekan. Benar sekali akan terdapat persaingan yang sehat, tetapi apakah kita bisa menjamin beberapa angkatan setelah kita akan merasakan hal yang sama seperti apa yang kita rasakan dimana kondisinya suatu saat nanti negara sudah tidak memegang kuasa penuh lagi atas suatu aset.

Kesimpulan saya, pendataran memang dibutuhhkan di negeri ini untuk membuat gesit setiap langkah anak bangsa. Namun sebelum kita menuju kesana, alangkah baiknya jikalau kita segera menyiapkan diri dalam hal kualitas SDM. Yang saya inginkan saat ini dari seorang pemimpin adalah suatu pembangunan mentalitas bangsa dari mulai bawah (bahkan mungkin dari nol) untuk menyongsong dunia yang lebih datar bukan malah lemah tak berkutik terhadap kecenderungan dunia yang akan menjadi datar. Memang dibutuhkan usaha yang lebih keras tentunya.

Tulisan ini hanya merupakan sebuah uneg-uneg dari seseorang yang baru menghirup udara di dunia ini kurang lebih selama 25 tahun. Jikalau tidak benar maka itu salah, jikalau tidak salah maka itu benar.

link buku :

Comments on: "Mengupas “The world is flat”" (2)

  1. koq bukunya ga diaplot sekalian sih? katanya bagus…?
    hhihihi.. pis ah om.. keep bloging!

Leave a reply to ridnoor Cancel reply